Vantage.id – Umat muslim di dunia akan menjalankan ibadah haji 2023. Momen menyambut ibadah haji ini bisa menjadi tema untuk naskah khutbab Jumat. Vantage akan memberikan contoh khutbah Jumat tema ibadah haji.
Ibadah haji di tahun 2023 ini kembali berjalan normal, setelah dua tahun dibatasi karena wabah Covid-19. Mulai tanggal 23 Mei 2023 calon jamaah haji Indonesia akan masuk ke asrama haji embarkasi. Dan akan diberangkat ke Tanah Suci Mekkah pada tanggal 24 Mei 2023.
Momen ibadah haji ini bisa dijadikan naskah khutbah Jumat. Contoh naskah khutbah Jumat dengan tema niat suci beribadah haji dilansir dari laman NU Online. Naskah khutbah Jumat ini bisa mengingatkan untuk calon atau para jamaah senantiasa untuk menata niat suci di hati menjalankan ibadah haji.
Niat adalah pondasi yang kuat agar ibadah haji dilakukan dengan benar sesuai dengan tujuannya. Sebab, jika tak diniati dengan benar, maka ibadah haji tersebut seperti menjadi bangunan yang tak sesuai dengan desain diawal dan tak memberikan manfaat untuk pemiliknya.
Berikut di bawah ini adalah contoh khutbah Jumat dengan tema niat suci beribadah haji ke Tanah Suci:
Contoh Khutbah Jumat Tema Ibadah Haji
Assalammualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahilladzi ba’atsa rasulahu billisanil fashiihi wasy syar’il maliihi, wa ja’alad diinash shahihi muwafiqan lil aqli lish shariihi, Laa ‘adawata bainad diini shahihi wal ‘aqlish sharihi abadan.
Ittaqillaha haitsuma kunta, wa atbi’is sayyiatal hasanata tamhuha, wa khaliqin naasa bi khuluqin hasanin
Taraktu fiikum amraini, lan tadlillu ma tamassaktum bihimaa: kitaballah wa sunnata rasulillah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam
Tak bosan-bosannya, menjadi kewajiban untuk setiap khatib dalam khutbahnya untuk senantiasa berwasiat tentang takwa ke para jamaah, wa bil khusus untuk diri khatib pribadi. Ketakwaan harus ditingkatkan dan kuatkan lewat wujud komitmen menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Mengapa takwa jadi poin utama dalam senantiasa ditingkatkan? Sebab, takwa akan menjadi bekal yang paling baik untuk mengarungi kehidupan. Sebagaimana dengan surat Al-Baqarah ayat 197, yang berbunyi:
Artinya: “Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.”
Takwa adalah bekal yang paling baik untuk saudara-saudara yang akan pergi untuk menunaikan ibadah haji, yakni rukun Islam yang kelima. Ayat tersebut adalah bagian ayat yang di dalamnya mengingatkan orang-orang yang akan beribadah haji, agar menyiapkan bekal dengan baik dan menghindari larangan-larangan saat menjalankan ibadah haji.
Artinya: “(Musim) haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Siapa yang mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, janganlah berbuat rafaṡ, berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala kebaikan yang kamu kerjakan (pasti) Allah mengetahuinya. Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.”
Di dalam tafsir Kemenag RI, ayat di atas menjelaskan terkait waktu yang digunakan untuk menunaikan ibadah haji yang telah ditetapkan oleh Allah. Yakni di bulan-bulan yang telah ditentukan dan tak diperbolehkan di bulan-bulan lainnya.
Aya tersebut ditegaskan bahwa orang yang tengah mengerjakan ibadah haji dilarang untuk bersetubuh, melanggar larangan agama, mengucapkan kata-kata keji, bermegah-megah, berolok-olok, bermusuhan, dan bertengkar.
Segala perhatian semata-mata ditunjukkan untuk berbuat kebaikan saja. Pikiran dan hati jamaah haji hanya tercurah untuk ibadah, selalu mengingat-Nya, dan mencari keridhoan Allah. Oleh sebab itu, penting untuk umat Islam yang akan menunaikan ibadah haji untuk menata niat hanya karena Allah SWT.
Hal tersebut telah diingatkan oleh Allah SWT secara tersirat dan tersurat dengan dua ayat perintah haji, yang diiringi dengan kata ‘Lillah’ yang memiliki arti ‘Untuk Allah’. Ayat pertama ada di dalam Al-Quran yakni surat Ali Imran ayat 97 dan surat Al Baqarah ayat 196. Berikut adalah artinya:
Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah,” (QS. Ali Imran:97)
Artinya: “Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah” (QS. Al-Baqarah:196)
Dua ayat di atas telah cukup untuk mengingatkan kita semua, terkhusus untuk saudara-saudara yang akan pergi menunaikan ibadah haji di tahun ini hanya karena Allah. Dan bukan beribadah haji karena niat lain seperti diniati untuk jalan-jalan atau liburan, pamer harta, atau hanya ingin dipanggil ‘Pak Haji dan Bu Hajah’.
Atau niatan lainnya yang dapat menghilangkan makna dan tujuan dari ibadah haji. Niat sangat penting ditanamkan sebab menjadi bagian tidak terpisahkan dari muamalah khususnya muamalah ibadah. Seperti hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan ole Al-Baihaqi, yang berbunyi:
Artinya: “Niat seorang mukmin lebih utama dari pada amalnya.”
Diibaratkan, jika haji seperti angka 0 dan niat itu angka 1. Jika tak diawali dengan niat yang benar, maka ibadah haji yang dilakukan tak aka nada nilainya seperti angka 0 berbaris. Namun, saat mengawalinya dengan niat yang benar, maka akan mengawali barisan angka 0 dan angka 1 di depan sehingga menjadikannya angka yang mempunyai nilai dan bermakna.
Saat haji dilaksanakan dengan baik, Allah pasti mencatatnya dan akan dibalas-Nya dengan pahala yang berlipat-lipat. Balasan bagi orang yang menunaikan ibadah haji telah disebutkan di dalam hadist Rasulullah SAW:
Artinya: “Haji mabrur tiada balasan lain kecuali surga.’ (HR Ahmad).
Ibadah haji memang menjadi impian setiap muslim sebab menjadi satu dari lima ibadah yang bisa menyempurnakan Islam kita. Hal tersebut diungkapkan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya:
Artinya: “Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu persaksian bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan Ramadhan” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Komitmen untuk menyempurnakan keislaman dengan beribadah haji, termasuk ke dalam wujud syukur atas rezeki yang sudah dianugerahkan Allah SWT yang kemudian digunakan untuk hal yang diridhai-Nya. Yakinlah, harta yang dikeluarkan di jalan Allah, diiringi rasa syukur tak akan mengurangi harta yang dimiliki.
Justru sebaliknya, Allah SWT akan menambahkan terus rezeki dan nikmat untuk kita dari jalan yang tak disangka-sangka. Jika menggunakan harta untuk kepentingan ibadah. Di mana Allah SWT berfirman:
Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah : 261).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Semoga Allah SWT memberikan kita semua kesempatan untuk bisa berkunjung ke Baitullah untuk bertamu ke Tanah Suci Mekkah untuk beribadah haji. Semoga kita semau dikaruniai rezeki yang berkah oleh Allah SWT untuk dapat menjalankan ibadah haji dengan niat yang benar, sehingga menjadi haji yang mabrurah atau mabrur. Aamiin.
Demikian contoh khutbah jumat tema ibadah haji. Semoga dapat membantu.
Baca Juga:
- Nama Keren ML: Cara Membuat, Tips, dan Contoh Idenya 50++
- Apa Arti Red Flag dalam Hubungan, Ini Tanda Red Flag
- Ternyata Ini 7 Perbedaan BB Cream dan Foundation untuk Wajah
- Siapa Martha Stewart? Usia 81 Tahun Jadi Model Sampul Tertua
- 1 Mbps Berapa Kbps? Ini Konversi dan Cara Menghitungnya
- 1 KB Berapa Byte? Ini Cara Menghitung dan Penjelasannya
- Tanggal 18 Mei 2023 Memperingati Hari Apa? Cek Disini!
- Lirik Honne Location Unknown, Chord Piano, dan Artinya
- SN (Serial Number) Adalah: Ini Arti dan Cara Mengeceknya di HP