Vantage.id – Tradisi Rabu Wekasan di akhir bulan Safar jatuh pada Rabu, 13 September 2023. Meski tradisi Rabu Wekasan banyak dilakukan oleh masyarakat Jawa, umat Islam juga bisa melakukan amalan di Rabu Wekasan. Simak, penjelasan mengenai apa saja amalan Rabu Wekasan yang bisa dilakukan umat Islam.
Bulan Safar kerap dipersepsikan dengan beragam kepercayaan dan mitos. Bahkan, ada yang menganggap bulan Safar adalah bulan yang tak baik atau dihindari oleh sejumlah masyarakat. Dan salah satu kepercayaan yang telah mengakar di masyarakat adalah terkait kesialan di Rabu Wekasan.
Dilansir dari situs NU Jatim, Rabu Wekasan adalah suatu tradisi yang dilakukan pada hari Rabu terakhir bulan Safar di dalam kalender Hijriah atau Islam. Tradisi tersebut dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, terkhusus masyarakat Jawa.
Tradisi ini berasal dari keyakinan masyarakat yang menganggap bulan Safar merupakan bulan yang penuh dengan kesialan. Padahal di dalam Islam, tak ada bulan atau waktu sial atau keberuntungan. Sejatinya, seluruh kesialan dan keberuntungan bergantung kepada kehendak Allah SWT, bukan pada tanggal atau bulan yang ada di bulan tertentu.
Oleh sebab itu, penting untuk umas muslim menjauhkan diri dari keyakinan ataupun praktik yang bertentangan dengan ajaran agama. Dan harus selalu mengandalkan Allah di semua aspek kehidupan. Hal ini telah ditegaskan oleh Rasulullah di dalam hadist riwayat Imam Bukhari, bahwa tak ada kesialan di bulan Safar.
“Tidak ada penyakit menular, tidak ada ramalan buruk, tidak ada kesialan karena burung hammah, tidak ada sial bulan Safar, dan larilah kamu dari penyakit kusta seperti kamu lari dari singa”. (HR Bukhari).
Hal tersebut juga selaras dengan yang pernyataan Abdurrauf al-Munawiy di dalam kita Faidh al-Qadir, jilid 1 di halaman 62. Ia mengingatkan bahwa semua hari merupakan milik Allah dan tak ada manfaat ataupun bahaya yang dikaitkan hari tertentu dengan kesialan.
Bagaimana Pandangan Islam Tentang Tradisi Rabu Wekasan?
Tradisi Rabu Wekasan ini telah menjadi tradisi budaya di Indonesia yang hingga kini masih lestari. Tradisi ini juga bentuk dari kearifan local yang telah diwariskan oleh nenek moyang terdahulu. Lantas, seperti apa pandangan atau menurut Islam terkait tradisi Rabu Wekasan?
Dilansir dari NU Jatim, Imam Abdurrauf al-Munawiy pun telah menjawab dengan baik perihal hal ini. Tradisi ritual atau amalan di Rabu Wekasan sejatinya diperbolehkan. Namun, hanya dengan niat yang baik dan benar yaitu amalan yang dikerjakan bukan lantaran hari Rabu ataupun menganggap bulan Safar adalah bulan sial. Namun, lebih kepada amalan untuk lebih dekat dengan Allah SWT.
Contohnya, jika ingin bertobat, bukan lantaran takut sial di Rabu Wekasan, namun lantaran ingin mensucikan diri dari dosa yang telah diperbuat. Ketika salat pun harus diniatkan seperti salat hajat saja.
“Diperbolehkan menyebut hari Rabu sebagai “hari sial” dengan tujuan untuk menakut-nakuti dan memperingatkan. Artinya, waspadalah terhadap hari tersebut karena telah turun azab dan kehancuran di dalamnya. Perbaiki taubat kepada Allah, agar tidak menimpamu petaka seperti yang menimpa orang-orang sebelummu. (Imam Abdurrauf al-Munawiy di dalam Kitab Faidh al-Qadir Jilid 1 halaman 62)
Amalan di Rabu Wekasan
Ada beberapa amalan yang dapat dilakukan saat memasuki Rabu Wekasan. Berikut di bawah ini adalah amalan di Rabu Wekasan yang bisa dikerjakan:
1. Berdoa kepada Allah SWT
Amalan pertama yang bisa dilakukan adalah berdoa kepada Allah SWT. Sejatinya umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa di bulan Safar. Di dalam hadist bahkan disebutkan bahwa doa yang dipanjatkan di bulan Safar akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Berikut di bawah ini adalah doa yang bisa dipanjatkan memasuki Rabu Wekasan, dilansir dari NU Jatim:
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya.
Ya Allah, wahai Yang Maha Kuat lagi Maha Mungkin, wahai Yang Maha Perkasa, segala makhluk tunduk kepada kemuliaan-Mu. Cukupkanlah aku dari segala makhluk-Mu. Wahai Yang Maha Baik, Yang Maha Indah, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Pemberi, Yang Maha Mulia, wahai Yang tiada Tuhan selain Engkau, berilah rahmat kepada ku dengan rahmat-Mu. Wahai Yang Maha Pemurah di antara yang pemurah.
Ya Allah, dengan rahasia Hasan, saudara kandungnya, kakeknya, ayahnya, ibunya, dan anak-anaknya, cukupkan aku dari kejahatan hari ini dan apa yang turun pada hari ini. Wahai Yang Maha Cukup untuk mengatasi semua urusan, wahai Yang Maha Menjauhkan bencana. Allah akan cukupkan kamu dari mereka, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Cukuplah Allah sebagai pelindung kami, dan Dia adalah Pelindung yang terbaik. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya.
2. Perbanyak Istigfar
Amalan lainnya yakni memperbanyak istigfar. Istigfar merupakan doa memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan yang dibuat. Istigfar sangat dianjurkan untuk diamalkan oleh seluruh umat muslim. Hal ini telah tertuang dalam firman Allah SWT di dalam surat Hud ayat 90:
Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Mencintai.
Dan sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah RA:
Barang siapa yang memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. (HR Ahmad)
3. Membaca Al Quran
Amalan selanjutnya yakni membaca Al-Quran, yang menjadi salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Terdapat banyak keutamaan dan pahala besar untuk orang-orang yang membaca Al-Quran.
Siapa yang membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam mim itu satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, laam satu huruf, dan mim satu huruf. (HR Tirmidzi)
Di dalam hadist lain, Rasulullah SAW pun menyatakan bagi siapa yang memperbanyak baca Al Quran, niscaya tak akan masuk ke dalam neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah berikut:
Barang siapa yang membaca dua ayat dari Al-Qur’an, maka ia tidak akan dimasukkan ke dalam neraka.
Dengan melaksanakan amalan di Rabu Wekasan, maka di malam Rabu Wekasan tak ada salahnya untuk melakukan amalan kebaikan seperti yang dianjurkan di atas. Hal ini juga sebagai bentuk ikhtiar dan memohon ampunan juga perlindungan kepada Allah SWT dari segala macam bala.
Demikian, ulasan mengenai apa saja amalan di Rabu Wekasan yang bisa dilakukan oleh umat Islam. Semoga membantu, ya.
Baca Juga:
- Amalan Bulan Dzulhijjah Sesuai Sunnah 10 Hari Pertama
- Keutamaan Bulan Dzulhijjah dan Amalan yang Dianjurkan
- Hari Tasyrik Idul Adha: Larangan dan Amalan di Hari Tasyrik
- Doa Selamat Dunia Akhirat Lengkap Arab, Latin & Artinya
- 7 Keutamaan Membaca Surat Al Baqarah Untuk Dunia dan Akhirat
- Keistimewaan Surat Al Baqarah Ayat 285-286 di Dua Ayat Terakhir
- Bacaan Doa Asmaul Husna Pembuka dan Penutup: Latin dan Arti
- Tak Boleh Dilanggar, Ini Mitos dan Pantangan di Malam 1 Suro